Animasi stop motion disebut demikian karena tekniknya melibatkan proses menghentikan dan memulai kembali gerakan objek secara berulang-ulang. Dalam animasi ini, objek nyata seperti boneka, mainan, atau materi tiga dimensi lainnya dipindahkan sedikit demi sedikit untuk menciptakan ilusi gerakan ketika gambar-gambar individu direkam secara berurutan.
Teknik animasi stop motion memanfaatkan prinsip dasar terkait persepsi gerakan tersirat dalam otak manusia. Ketika gambar-gambar berurutan yang mewakili gerakan objek diputar dengan kecepatan tertentu, otak kita menempatkan mereka dalam konteks gerakan yang mulus.
Animasi stop motion membutuhkan keterampilan dan kejelian yang tinggi. Setiap perubahan posisi objek harus dilakukan dengan hati-hati dan presisi agar gerakan tampak halus dan alami. Oleh karena itu, animasi stop motion sering dihubungkan dengan kesan sentuhan personal dan kreativitas tinggi, karena animator perlu menghadirkan gerakan serta ekspresi objek sesuai dengan tujuan cerita yang ingin disampaikan.
Selain itu, teknik ini juga memungkinkan para pembuat film untuk menciptakan efek visual dan ilusi yang sulit diwujudkan dalam dunia nyata. Dalam hal ini, stop motion dapat menjadi alat yang kuat untuk mengekspresikan imajinasi dan membawa objek mati menjadi hidup.
Secara keseluruhan, animasi stop motion disebut demikian karena menggambarkan metode khusus dalam menciptakan gerakan pada objek yang dihentikan dan diputar kembali. Dalam prosesnya, seniman dan pembuat film dapat menunjukkan dedikasi, keterampilan, dan kreativitas mereka untuk menghasilkan karya yang unik dan memikat perhatian penonton.