Salah satu alasan mengapa e-commerce gagal pada tahun 90an adalah karena kurangnya kesiapan dan perkembangan
teknologi pada saat itu. Pada masa itu, akses internet masih sangat terbatas dan lambat, serta
infrastruktur teknologi masih belum memadai untuk mendukung pertumbuhan e-commerce secara
masif.
Selain itu, kepercayaan konsumen terhadap keamanan dan privasi dalam bertransaksi online juga sering
menjadi hambatan utama. Kebanyakan orang pada waktu itu masih skeptis dalam memasukkan data
personal mereka secara online, terutama dalam hal pembayaran elektronik.
Selain itu, kurangnya kemudahan dalam proses pembayaran juga menjadi faktor utama kegagalan
e-commerce pada masa itu. Metode pembayaran yang ada belum memadai dan seringkali sulit
digunakan, seperti transfer bank atau pembayaran dengan kartu kredit yang masih belum familiar
bagi banyak orang.
Tak lupa, keterbatasan teknologi pada saat itu juga membuat pengalaman berbelanja online tidak
memuaskan. Pengguna masih sering mengalami koneksi putus, loading yang lambat, serta keterbatasan
fitur-fitur interaktif yang dapat meningkatkan pengalaman berbelanja secara online.
Selain itu, kurangnya penetrasi ponsel cerdas dan perangkat mobile pada masa itu juga menjadi
hambatan bagi perkembangan e-commerce. Pada tahun 90an, ponsel dan perangkat mobile masih
sangat terbatas, sehingga aksesibilitas dan kenyamanan berbelanja online terbatas pada pengguna
komputer stasioner.
Secara keseluruhan, kegagalan e-commerce pada tahun 90an dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
mulai dari kurangnya kesiapan infrastruktur teknologi, kepercayaan konsumen yang rendah, hingga
keterbatasan aksesibilitas dan kemudahan pembayaran. Namun, meskipun mengalami kegagalan di
masa lalu, e-commerce berhasil bangkit dan berkembang pesat pada era digital saat ini.