12 prinsip animasi mulai muncul pada tahun 1930-an dengan adanya Walt Disney sebagai salah satu penggerak utama di dalamnya. Prinsip-prinsip ini telah menjadi dasar dalam mengembangkan animasi modern yang kita kenal saat ini.
Prinsip-prinsip tersebut meliputi squash and stretch (menciptakan pergerakan yang lebih hidup dengan mereduksi atau memperpanjang bentuk objek), anticipation (membuat aksi yang dipersiapkan sebelum aksi utama terjadi), staging (penyusunan elemen animasi untuk menyampaikan pesan dengan jelas), straight ahead action and pose to pose (metode pengembangan aksi dengan membuat setiap pose berurutan atau dengan menentukan beberapa pose penting terlebih dahulu), follow through and overlapping action (menghasilkan kehidupan dalam gerakan dengan menunjukkan bagaimana bagian tubuh satu per satu berhenti setelah aksi utama terjadi), ease in and ease out (memperlambat aksi yang dimulai atau selesai), arcs (mengikuti prinsip pergerakan organik yang mengikuti pola melingkar), timing (menentukan kecepatan gerakan yang sesuai dan memperhatikan ritme aksi), exaggeration (menggambarkan aksi dengan cara yang lebih dramatis atau berlebihan), solid drawing (membuat karakter terlihat tiga dimensi dalam animasi dua dimensi), appeal (menghasilkan karakter yang menarik dan dapat memikat penonton), dan secondary action (menambahkan gerakan tambahan yang memperkaya dan mendukung aksi utama).
Penggunaan 12 prinsip animasi di dunia game melalui teknologi saat ini menjadi krusial untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan realistis bagi para pemain. Dengan memadukan keahlian teknologi dan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip ini, pengembang game mampu menciptakan dunia virtual yang hidup dan menarik, sehingga pemain dapat terlibat sepenuhnya dalam pengalaman bermain game.